Bingung Kuliah Dimana? Kuliah di Jerman aja!

European Viadrina University, Frankfurt. 


Kalau ada yang sedang bingung untuk menentukan pilihan kuliah mungkin sharing saya bisa sedikit menjadi bahan pertimbangan. Tanpa bermaksud untuk menilai rendah perguruan tinggi di Indonesia, berikut alasan alasan kenapa kalian harus mempertimbangkan untuk menlanjutkan kuliah di Jerman:



1. Pendidikan berkualitas dengan biaya yang sangat terjangkau.

Jerman memberlakukan aturan pendidikan gratis hingga jenjang perkuliahan, yang berlaku tidak hanya bagi warga negara Jerman tetapi juga warga negara asing lainnya. Walaupun tidak semua jurusan yang 100% free of charge, akan tetapi jurusan dengan bahasa pengantar Jerman rata-rata semua gratis dan kalaupun berbayar itu masih lebih murah dibandingkan di Indonesia. Contohnya jurusan saya international law dengan bahasa pengantar inggris biaya yang harus dibayarkan adalah 1.200 euros per semester sudah termasuk diktat-diktat hukum dan hand outs.



Ruangan kelas di salah satu gedung kampus saya (EUV)




2. Sistem pendidikan yang baik.

Di Jerman mahasiswa adalah Raja :D Pihak tata usaha sangat mengakomodir keluhan dan permintaan dari mahasiswa. Saat saya tiba di kampus, pihak tata usaha yang menyambut dan membantu saya dalam on-board proses. On board proses disini adalah pembuatan kartu mahasiswa, booklet pengenalan kampus, dan university tour. 
Bermasalah sama dosen? adukan saja ke pihak tata usaha mereka dengan senang hati akan membantu mencari jalan keluar dan mereka sangat fair dalam memutuskan suatu masalah.



Mesin Validasi Kartu Mahasiswa di EUV




3. Kesempatan yang sama bagi semua warga negara.

Jika ada satu negara yang betul betul menjunjung tinggi equal opportunity, maka bisa saya pastikan itu adalah Jerman. Sebelum memutuskan untuk berkuliah di Jerman, Belanda dan Australia sempat menjadi pilihan lain saya, namun sayangnya terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam hal biaya kuliah dan transportasi antara warna negara asing dan asli.
Jerman tidak pernah membedakan pelayanan publik yang diberikan baik itu untuk warga negara asli maupun asing. Pendidikan gratis berlaku bagi seluruh warga negara yang berdomisili di Jerman. Kesempatan bekerja pun berlaku bagi seluruh warga negara. Tidak ada perbedaan dalam standard gaji, seluruh pekerja dengan jabatan yang sama mendapatkan upah yang sama.



4. Sistem transportasi yang baik.

Masih terngiang harum kereta ekonomi di benak saya saat saya harus berjuang bertahun tahun untuk menempuh jarak Bogor - UI. Tas disilet, diinjek orang, terkilir saat turun kereta, satu gerbong sama kambing dan pupuk kompos (kambing beneran yah) atau dilecehkan sudah menjadi santapan sehari-hari.

Tapi di Jerman semua berbeda. Sistem transportasi mereka sangat teratur dan manusiawi. Jadwal kereta hampir setiap 5 menit ada (kecuali RE alias kereta antar regional dengan jadwal setiap satu jam sekali yang membawa saya dari Berlin menuju kampus) dan semua terintegrasi secara online di website BVG. Insya Allah ga ada kata telat atau nyasar karena rute perjalanan, transportasi dan bahkan sampai arahan berjalan kaki pun sudah lengkap di prediksi waktunya dan dijabarkan.


BVG Transportation System. Ini contoh perjalanan dari apartment saya ke kampus. 


Plus, semua kenyamaan transportasi itu saya dapatkan dengan biaya yang sangat terjangkau. Per 6 bulan saya hanya perlu membayar 100 Euro atau sekitar Rp. 1,250.000.- (kurs di tahun 2011-2012) untuk dapat menaiki seluruh moda transportasi di Berlin dan Brandenburg Area. Dari mulai Tram, Kereta Bawah Tanah (Ubahn), Kereta dalam Kota (Sbahn), Kereta antar Regional (RE), sampai kapal laut bebas saya naiki setiap hari. Pembayaran di lakukan di kampus masing masing yang disebut dengan istilah semester ticket, dan biasanya bukti pembayaran semester ticket akan disematkan di kartu mahasiswa.







5. Mampu memulai hidup mandiri.

Hidup mandiri bukan tinggal sendiri di kost an atau apartemen seperti di Indonesia ya, tapi membiayai hidup kita sendiri. Di Jerman mahasiswa diijinkan untuk bekerja sambil kuliah. Selama masa perkuliahan saya, saya bekerja di Eurotape Media Service GmbH sebuah perusahaan media terkemuka Jerman. Kerjanya seru, gajinya ok, plus coffee machine nya enaaaaaaaaak dan muraaaaaaaah. 1,20 Euro untuk kopi coklat yang rasanya luar biasa enak (dimana mana ga ada cuma ada di kantor ini aja :D). Dalam sebulan saya bisa menghasilkan 480 - 550 Euro yang amat sangat cukup untuk biaya hidup di Jerman. Belum lagi pekerjaan pekerjaan tidak resmi yang saya kerjakan seperti menjadi baby sitten atau pelayan restaurant. Pekerjaan tidak resmi lebih enak lagi karena kita langsung mendapatkan uang pada saat itu juga. Biasanya saya menjatahkan diri menerima 5 jam pekerjaan tidak resmi dalam satu minggu dengan upah sekitar 8 euro / jam. Pulang kerja biasanya saya langsung merapat ke Asian Grocery Store untuk berbelanja bahan makanan mingguan dari uang tersebut.

Pada waktu libur, mahasiswa diperbolehkan untuk bekerja dengan jam yang lebih banyak lagi. Biasanya pabrik pabrik otomotif seperti Daimler, Audi, etc membuka lowongan musiman pada summer holiday sehingga mahasiswa yang tidak pulang kampung banyak yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan uang sebanyak banyak nya.



6. Menambah ilmu dengan mempelajari bahasa asing lain.

Taukah kalian bahwa bahasa Jerman sempat akan dipilih sebagai bahasa international dunia?
Berkuliah di Jerman berarti kalian akan wajib mempelajari Bahasa Jerman dan ini akan menjadi ilmu tambahan tersendiri bagi kita.
Banyak perusahaan perusahaan besar yang berasal dari Jerman seperti Daimler, Audi, Adidas, Puma, Bayer, Alianz, BMW, VW, dsb... (the list will be going on)
Selain itu bahasa Jerman juga dipakai di beberapa bagian negara lain seperti Swiss, Belgia, dan Austria.
Jadi mempelajari bahasa Jerman ini akan sangat bermanfaat bagi kita.



7. Survival Instinct yang akan terasah dengan baik.

Dengan hidup mandiri survival instinct kita akan otomatis terasah dengan baik. Yang tadinya ga bisa masak pasti bisa masak. Bahkan ga jarang yang malah menemukan bakat terpendam, ada yang tiba tiba jadi caterer, ada yang tiba tiba jadi designer interior, dsb :D
Tapi hal yang paling saya rasakan adalah skill memasak dan budgeting alias berhemat yang meningkat tajam.



8. Kemampuan matematika yang berkembang pesat!

Saat pertama kali menginjakan kaki di negara asing pasti kita semua mendadak akan jadi ahli berhitung karena terkena sindrom perbandingan. Setiap membeli sesuatu baik itu barang atau makanan pasti di otak kita akan otomatis mengkonversi harganya kedalam rupiah sambil berfikir wah murah ya disini iPhone, atau bahkan ya ampun mahal banget ini tempe yang kadang akhirnya jadi stress sendiri.
Tapi jangan khawatir otomatisasi otak ini berangsur angsur akan hilang dan pulih setelah bertahun tahun menetap disana, jadi nikmati saja dulu saat otak kita mendadak bisa menghitung dengan cepat :D



Gimana apakah alasan alasan diatas sudah cukup membuat kalian tertarik untuk mencoba berkuliah di Jerman? Cheers!


Comments